Kamis, 17 Juli 2008

TUGAS 1

1. John Watson (1878 - 1958)

Biografi J. Watson:

John Broades Watson dilahirkan di Greenville pada tanggal 9 Januari 1878 dan wafat di New York City pada tanggal 25 September 1958. Ia mempelajari ilmu filsafat di University of Chicago dan memperoleh gelar Ph.D pada tahun 1903 dengan disertasi berjudul "Animal Education". Watson dikenal sebagai ilmuwan yang banyak melakukan penyelidikan tentang psikologi binatang.

Pada tahun 1908 ia menjadi profesor dalam psikologi eksperimenal dan psikologi komparatif di John Hopkins University di Baltimore dan sekaligus menjadi direktur laboratorium psikologi di universitas tersebut. Antara tahun 1920-1945 ia meninggalkan universitas dan bekerja dalam bidang psikologi konsumen.

Teori J. Watson:

John Watson dikenal sebagai pendiri aliran behaviorisme di Amerika Serikat. Karyanya yang paling dikenal adalah "Psychology as the Behaviourist view it" (1913). Menurut Watson dalam beberapa karyanya, psikologi haruslah menjadi ilmu yang obyektif, oleh karena itu ia tidak mengakui adanya kesadaran yang hanya diteliti melalui metode introspeksi. Watson juga berpendapat bahwa psikologi harus dipelajari seperti orang mempelajari ilmu pasti atau ilmu alam. Teori ini sering juga disebut sebagai psikologi “S-R” (Stimulus-Respon), sebab menurut penganut-penganutu teori ini, proses-proses psikologi selalu dimulai dengan adanya rangsangan dan diakhiri dengan suatu reaksi atas rangsangan itu. Oleh karena itu, psikologi harus dibatasi dengan ketat pada penyelidikan-penyelidikan tentang tingkah laku yang nyata saja. Meskipun banyak kritik terhadap pendapat Watson, namun harus diakui bahwa peran Watson tetap dianggap penting, karena melalui dia berkembang metode-metode obyektif dalam psikologi.

Peran Watson dalam bidang pendidikan juga cukup penting. Ia menekankan pentingnya pendidikan dalam perkembangan tingkahlaku. Ia percaya bahwa dengan memberikan kondisioning tertentu dalam proses pendidikan, maka akan dapat membuat seorang anak mempunyai sifat-sifat tertentu. Ia bahkan memberikan ucapan yang sangat ekstrim untuk mendukung pendapatnya tersebut, dengan mengatakan: "Berikan kepada saya sepuluh orang anak, maka saya akan jadikan ke sepuluh anak itu sesuai dengan kehendak saya".

2. Abraham Maslow (1908 – 1970)

Biografi A. Maslow:

Abraham Maslow dilahirkan di Brooklyn, New York, pada tahun 1908 dan wafat pada tahun 1970 dalam usia 62 tahun. Maslow dibesarkan dalam keluarga Yahudi dan merupakan anak tertua dari tujuh bersaudara. Masa muda Maslow berjalan dengan tidak menyenangkan karena hubungannya yang buruk dengan kedua orangtuanya. Semasa kanak-kanak dan remaja Maslow merasa bahwa dirinya amat menderita dengan perlakuan orangtuanya, terutama ibunya.

Keluarga Maslow amat berharap bahwa ia dapat meraih sukses melalui dunia pendidikan. Untuk menyenangkan kemauan ayahnya, Maslow sempat belajar di bidang Hukum tetapi kemudian tidak dilanjutkannya. Ia akhirnya mengambil bidang studi psikologi di University of Wisconsin, dimana ia memperoleh gelar Bachelor tahun 1930, Master tahun 1931, dan Ph.D pada tahun 1934.

Teori Maslow:

Abraham Maslow dikenal sebagai pelopor aliran psikologi Humanistik. Humanistik menolak pandangan Freud yang menyatakan bahwa kepribadian itu diatur oleh kekuatan alam bawah sadar manusia. Akan tetapi Maslow percaya bahwa manusia tergerak untuk memahami dan menerima dirinya sebisa mungkin atau mengakui bahwa pengalaman masa lalu itu mempengaruhi kepribadian, tetapi harus juga diakui pentingnya kedudukan Free Will.

Teorinya yang sangat terkenal sampai dengan hari ini adalah teori tentang Hierarchy of Needs (Hirarki Kebutuhan). Menurut Maslow, manusia termotivasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut memiliki tingkatan atau hirarki, mulai dari yang paling rendah (bersifat dasar/fisiologis) sampai yang paling tinggi (aktualisasi diri). Adapun hirarki kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut:

Kebutuhan untuk aktualisasi diri

Kebutuhan untuk dihargai

Kebutuhan untuk dicintai dan disayangi

Kebutuhan akan rasa aman dan tentram

Kebutuhan fisiologis / dasar

Aliran humanisme ini menggugah para psikologi untuk menyadari arti penting kebutuhan psikologis manusia yang sangat mendasar, seperti kebutuhan-kebutuhan kasih saying, cinta, harga diri, pengakuan dari orang lain, rasa memiliki, menyatakan diri/pemunculan diri, pertumbuhan, rasa humor, makan, kebebasan, kemandirian, dan butuh kreativitas. Bagi humanisme kebutuhan semua itu sama pentingnya dengan kebutuhan biologis manusia seperti makan, minum dan sebagainya.

Salah satu kontribusi penting teori atau aliran ini adalah: hierarki kebutuhan manusia seperti yang ada di atas. Bagi Maslow, kebutuhan tertinggi manusia adalah Self Actualization atau aktualisasi diri, yakni kebutuhan untuk mengembangkan potensi dirinya sendiri secara penuh dalam rangka memperoleh kehidupan yang lebih berarti, menjadi seseorang yang terbaik bagi dirinya. Dan menurut humanis, setiap orang memiliki potensi ini dan mereka mencoba mencari cara untuk memungkinkan pemunculannya.

3. Burrhus F. Skinner (1904 -1990)

Biografi Skinner:

Burrhus Frederic Skinner dilahirkan di sebuah kota kecil bernama Susquehanna, Pennsylvania, pada tahun 1904 dan wafat pada tahun 1990 setelah terserang penyakit leukemia. Skinner dibesarkan dalam keluarga sederhana, penuh disiplin dan pekerja keras. Ayahnya adalah seorang jaksa dan ibunya seorang ibu rumah tangga.

Skinner mendapat gelar Bachelor di Inggris dan berharap bahwa dirinya dapat menjadi penulis. Semasa bersekolah memang ia sudah menulis untuk sekolahnya, tetapi ia menempatkan dirinya sebagai outsider (orang luar), menjadi atheist, dan sering mengkritik sekolahnya dan agama yang menjadi panutan sekolah tersebut. Setelah lulus dari sekolah tersebut, ia pindah ke Greenwich Village di New York City dan masih berharap untuk dapat menjadi penulis dan bekerja di sebuah surat kabar.

Pada tahun 1931, Skinner menyelesaikan sekolahnya dan memperoleh gelar sarjana psikologi dari Harvard University. Setahun kemudian ia juga memperoleh gelar doktor (Ph.D) untuk bidang yang sama. Pada tahun 1945, ia menjadi ketua fakultas psikologi di Indiana University dan tiga tahun kemudian ia pindah ke Harvard dan mengajar di sana sepanjang karirnya. Meskipun Skinner tidak pernah benar-benar menjadi penulis di surat kabar seperti yang diimpikannya. Ia merupakan salah satu psikolog yang paling banyak menerbitkan buku maupun artikel tentang teori perilaku/tingkahlaku, reinforcement dan teori-teori belajar.

Teori Skinner:

Skinner adalah salah satu psikolog yang tidak sependapat dengan Freud. Menurut Skinner meneliti ketidaksadaran dan motif tersembunyi adalah suatu hal yang percuma karena sesuatu yang bisa diteliti dan diselidiki hanya perilaku yang tampak/terlihat. Oleh karena itu, ia juga tidak menerima konsep tentang self-actualization dari Maslow dengan alasan hal tersebut merupakan suatu ide yang abstrak belaka.

Skinner memfokuskan penelitian tentang perilaku dan menghabiskan karirnya untuk mengembangkan teori tentang Reinforcement. Dia percaya bahwa perkembangan kepribadian seseorang, atau perilaku yang terjadi adalah sebagai akibat dari respond terhadap adanya kejadian eksternal. Dengan kata lain, kita menjadi seperti apa yang kita inginkan karena mendapatkan reward dari apa yang kita inginkan tersebut. Bagi Skinner hal yang paling penting untuk membentuk kepribadian seseorang adalah melalui Reward & Punishment. Pendapat ini tentu saja amat mengabaikan unsur-unsur seperti emosi, pikiran dan kebebasan untuk memilih sehingga Skinner menerima banyak kritik.

Psikologi sebagai Ilmu Biososial

Biososial berasal dari dua kata, yaitu; bios dan social. Bios artinya hidup, dan social artinya masyarakan (manusia banyak/ disekitar). Jadi dapat diartikan bahwa ilmu biosasial adalah suatu ilmu yang mempelajari kehidupan manusia secara bermasyarakat atau yang ada disekitarnya. Dikaitkan dengan psikologi, maka sangatlah berkaitan atau berhubungan erat. Bisa dikatakan bahwa psikologi dan biososial adalah penggabungan dua buah ilmu. Karena prilaku manusia tidak hanya dipelajari oleh psikologi, tetapi juga oleh Antropologi, Kedokteran, Sosiologi, manajemen dan beberapa cabang Linguistik. Semua ini dikelompokan kedalam keluarga besar “Ilmu-Ilmu Prilaku” (Behavioral Sciences).

Psikologi juga dipandang sebagai Ilmu Biososial karena baik aspek-aspek sosial perilaku organisme maupun aspek-aspek Fisiologis atau Biologis terjadinya prilaku mendapat perhatian yang sama besarnya. Dengan demikian, mempelajari ilmu psikologi, maka kita akan dapat mempelajari dan memahami perilaku ataupun tingkah laku dari suatu masyarakat baik secara menyeluruh ataupun yang hanya ada disekitar kita.kita dapat mengetahui permasalahan yang sering dihadapi oleh masyarakat pada umumnya dan kita juga dapat mencari jalan keluar atau solusi dalam menghadapi masalah tersebut. Dengan begitu hubungan antara psikologi dan ilmu biososial sangatlah diperlukan di dalam suatu Negara.

Cabang-cabang Ilmu Psikologi

Sejak awal perkembangannya Psikologi banyak dipengaruhi oleh ilmu-ilmu lain. Telah diakui bahwa psikologi berinduk kepada Filsafat, khususnya filsafat mental. Namun dalam perkembangan selanjutnya ilmu-ilmu (Beta) seperti Fisika, Kimia dan Biologi memberikan andil yang cukup besar baik dalam aspek metodologi maupun topik-topik kajian. Sulit untuk merinci pengaruh tersebut satu persatu. Berikut ini adalah cabang-cabang ilmu psikologi, antara lain yaitu:

1. Psikologi teoritis

2. Psikologi praktis

3. Psikologi perkembangan

4. Psikologi pendidikan

5. Psikologi kepribadian

6. Psikologi kriminal

7. Psikologi industri

8. Psikologi differensial

9. Psikologi komparatif

10. Psikologi abnormal

11. Psikologi pastoral

12. Psikologi klinis (pengobatan)

13. Psikoterapi

14. Psikoteknik

Sumber:

http://www.e-psikologi.com

Akyas Azhari, 2004, Psikologi Umum dan Perkembangan, Jakarta: Teraju.

Sarwono, Sarlito Wirawan. 1986. Berkenalan dengan Aliran-Aliran dan Tokoh-Tokoh Psikologi. Jakarta: Bulan Bintang.

1 komentar:

muhamad isa mengatakan...

saya merasa sangat antuasias dengan tulisan yang anda buat. saya bahagia dengan banyaknya kader yang memahami ilmu psikologi. tetapi alangkah baiknya refernsinya itu lkebih bnyk lebih bagus.